11 May 2009

Ketika Anca Menyapa

Kamu datang menyapaku,
Seperti biasa, kamu tempatku bermanja.
Tempat bercerita, layaknya adik yang merengek pada kakaknya.
Aha.. padahal usiaku jauh lebih tua darimu. Tapi aku memang lebih pantas jadi adikmu.

Untuk kesekian kalinya aku bercerita. Tentang itu-itu saja. Tentang dia, Pria yang kucinta, yang hampir membuatku gila.
Itu katamu.

Kamu bertanya.
Apa sih yang membuatmu jatuh cinta setengah mati padanya?
Kujawab:
"Aku tak tahu".

Huh, masih saja kau mengejar jawab.
Kubilang saja:
"Yah, aku suka semuanya, cara bicaranya, perhatiannya."
Dan terakhir kubilang:
"Oya. Tapi ia tak lebih tampan dari ayahku."

Mmmh, tak disangka tiba-tiba kau melontariku dengan kata-kata:
"Kenapa kau tak jatuh cinta saja pada ayahmu? Dia kan lebih tampan, perhatian, lembut dan penuh kasih sayang."

Ah, tertawa aku.
Hanya alasan untuk menutupi malu.
Kesekian kalinya kau menjebakku dengan kalimat yang kurangkai sendiri.

Serasa ingin kuacak rambut di kepalamu itu.
Awas kau Anca !

Ini Katamu

Kau tertawa,
Kau bilang aku belum dewasa,
Memang,
Tak kupungkiri bahwa aku belum dewasa.
Tapi apa harus dikata,
Kenyataannya aku memang belum bisa bersikap bijaksana.
Bahkan bercerita tentang diri sendiri saja kadang aku tak tau caranya.
Kau hapal itu bukan?

Aku tahu usiamu jauh lebih muda dariku, dan lebih mengerti cara bersikap dan bertindak.

Meski begitu, aku tak malu.
Aku rasa memang inilah aku.
Selalu berusaha menjadi dewasa, walau ternyata tak bisa saat itu juga.
Inilah aku.
Bukan aku yang terbaik,
Tapi setiap hari aku berusaha menjadi lebih baik.

Pintaku,
Jangan kau bosan tuk mengajariku.

Bait Senja

Butuh seribu keberanian untuk mengatakannya,
Setumpuk kekesalan akhirnya membuatku mampu mengucapkan itu.

"Aku cemburu.. !"

Maaf, aku tak sempat mengabadikan baris puisimu malam itu,
Masih kuingat dua baris kalimat,
Namun begitu, aku tetap berusaha keras mengingat seutuhnya.

"Untuk kesekian kalinya ini terjadi lagi.."
"Bukit Tidar tersenyum padaku.."

Aku kangen kamu,
Meski terkadang sering membenci, tetap saja aku merinduimu.
Ingin kuputar lagi masa 2,5 tahun itu.
Membaca dan mendengar setiap ucapanmu.
Tak ada kalimat yang manis.
Tapi sederhana dan terasa romantis.

Apa aku gila?
Ya, mungkin aku memang sudah sedikit gila.
Tapi kutahu,
Pujangga mana tak pernah menyalahkan kegilaan seorang manusia akan cinta.
Akupun sebenarnya juga tak ingin seperti ini.
Tapi bagaimana,
Cinta tak pernah menawarkan kedatangannya.
Yang kutahu, ia datang begitu saja.
Tanpa permisi,
Layaknya pencuri.

Cinta telah mencuri segala harta logika yang kumiliki.
Dan akhirnya, aku kini tak mampu lagi berpikir dengan realita.

09 May 2009

Bentuk Cinta

aku ingin bertanya....
bagaimanakah bentuk cinta itu
bulatkah.....
lonjongkah.....
segitigakah....
ataukah tak punya bentuk sama sekali

aku ingin bertanya
bagaimanakah rupa cinta itu
cantikkah....
maniskah....
atau tak mempunyai rupa....

tapi mengapa cinta itu bisa membuat orang
tersenyum.....
tertawa.....
menangis.....
dan bahkan
ada yang bunuh diri karna cinta


Alina69 ~ 27 September 2002

06 May 2009

Mmm...

perasaan yang tak berlogika,
keinginan yang tak beralasan,
Aku benci ini terjadi lagi!

Bukan Cinta Biasa

Kali ini kusadari
Aku telah jatuh cinta
Dari hatiku terdalam
Sungguh aku cinta padamu

Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temaniku seumur hidupku

Terimalah pengakuanku
Percayalah kepadaku
Semua ini kulakukan
Karena kamu memang untukku

Cinta ku bukan cinta biasa
Jika kamu yang menemani
Dan kamu yang temaniku seumur hidupku
Terimalah pengakuanku

Diam terpaku memandang layar, Menelan setiap baris kata, Menggema alunan musik bersuara. Aku jatuh, aku rapuh, tiada asa dan daya..

Kerinduan

kadang aku ingin menjauh darimu
agar tak ada sesal di dada ini
tapi semua itu tak mudah
buatku,

kadang aku ingin kau tak
mengenaliku,
namun.....,
kerinduan ini
menghalangi langkahku
'tuk menjauhimu.


alina_ku, 2 mei 2009

Kutang

Ups. Jangan ngeres dulu liat judulnya. Jorok sih. Sudah berusaha kutolak juga nih kiriman puisi. But, setelah melalui penjelasan panjang lebar bla bla bla,,, dan katanya puisi ini terinspirasi dari insiden obrolan di room chatting yang saat itu sedang membicarakan tentang judul itu tuh...
So, baca dan resapi dulu saja baik-baitnya. Ada makna dan misi berharga di dalamnya.
...Semoga postingan ini tidak kena UU Anti Pornografi. **harap-harap cemas**


Apa itu dibalik kutang
Jangankan isi kutang
Tali kutangpun tetap melintang
Jangan harap bisa kau pegang
Sebelum kau pegang pasti kukemplang

Apa itu dibalik kutang
Jangankan isi kutang
Tali kutangpun takan melintang
Jika kau ingin pegang
Datang dengan segudang barang
Semua pasti terkabul
Asalkan sudah ijab kobul

Brabangkara 20 April 2009