Butuh seribu keberanian untuk mengatakannya,
Setumpuk kekesalan akhirnya membuatku mampu mengucapkan itu.
"Aku cemburu.. !"
Maaf, aku tak sempat mengabadikan baris puisimu malam itu,
Masih kuingat dua baris kalimat,
Namun begitu, aku tetap berusaha keras mengingat seutuhnya.
"Untuk kesekian kalinya ini terjadi lagi.."
"Bukit Tidar tersenyum padaku.."
Aku kangen kamu,
Meski terkadang sering membenci, tetap saja aku merinduimu.
Ingin kuputar lagi masa 2,5 tahun itu.
Membaca dan mendengar setiap ucapanmu.
Tak ada kalimat yang manis.
Tapi sederhana dan terasa romantis.
Apa aku gila?
Ya, mungkin aku memang sudah sedikit gila.
Tapi kutahu,
Pujangga mana tak pernah menyalahkan kegilaan seorang manusia akan cinta.
Akupun sebenarnya juga tak ingin seperti ini.
Tapi bagaimana,
Cinta tak pernah menawarkan kedatangannya.
Yang kutahu, ia datang begitu saja.
Tanpa permisi,
Layaknya pencuri.
Cinta telah mencuri segala harta logika yang kumiliki.
Dan akhirnya, aku kini tak mampu lagi berpikir dengan realita.
0 comments:
Post a Comment