16 April 2007

Sebuah Perjalanan...

.....12 agustus 1942....

disaat seperti ini aku tidak tau apa lagi yang terjadi esok
saat semua terjadi dalam kemenangan atau keabadian
kata kataku terpijak dalam rindu ku disana
berharap dapat memeluk mu ...

(suara peluru yang di muntahkan dan bom yang berdentum keras memaksa setiap jengkal tanah untuk bersikap menerima kekuatan penghancurnya ,..seorang pejuang memejamkan mata sebentar berusaha menguasai diri nya saat semua situasi yang ada di sekeliling nya berubah menjadi kepingan kepingan )

terlintas semua raut wajah yang kukasihi
menemukan pandangan berpapasan dengan jawaban mungkin tidak akan dapat menemukan mu

....12 mei 1942...

sudah pernah kubisikan
aku akan kembali atau terbaring dengan senyum melihat bayangan wajah mu
lalu semua datang seperti kabut senja
dan kita tidak pernah bisa memaksa penantian
untuk berjanji mengakhiri masa nya

tidak dapat kau sembunyikan butiran butiran air mata
lalu aku memeluk mu dan berkata
"sabarlah sabarlah .."
"kita akan bertemu saat jalan kita masih sama "
"dan biarkan bumi Al aqsha menerima kehadiran ku disana"

....malam hari ..13 agustus 1942 ....

(saat malam hari tiba ... wanita itu duduk bersimpuh mencoba menenangkan hati dan menemukan dalam mimpi senyuman sang pejuang)

lalu keluar kata kata nya mendahului lelehan air mata

duhai kekasih ..aku melihat senyum mu dan lambaian tangan dari jauh
lalu aku berlari menghampiri ingin segera menyentuh kaki mu dan merebahkan segala rindu yang telah memuncak
di dekapan mu kau bisikan ..temui aku.. temui aku di telaga para syahid ..

(lalu terbangun dalam munajat semalaman)

kekasih ...selalu kau katakan dunia adalah ujian dan akhirat adalah yang kekal ..


(inspirasi dari sapulete pejuang muslim indonesia di palestine )

Sekar Arum Sari

13 comments:

All Tech said...

Bumi Al Aqsha bukan hanya tempat dimana para Mujahidin dan kaum tertindas bersimbah darah dan mengadu nyawa demi membela yang Haq. Namun puisi ini mencoba menghadirkan kesan romantisme yang mungkin terhijad oleh gumpalan darah dan hujan air mata dari mereka yang terzhalimi.

Arum said...

cuma mo nyampein amanah dr Abi nih..

terhijad << diralat terhijab

trus katanya lagi suruh nambahin pesen ini:

puisi2 yang bagus membuat pembacanya merasakan getir mereka.

Anonymous said...

dan ketika kata berurai rasa
maka kata akan menjadi pedang dari rasa
Saat manusia tengah bergelimang air mata
ada manusia yang bergelimpang noda

ku tak tahu, sampai kapan ku dapat bertahan
bersabar dengan doa
dengan kata dan rasa
karena kata adalah wujud dari rasa
walau rasa terkadang tak segetir kata-kata

hata di pojok bumi sana
ada kekasih yang menunggu...
kekasih yang menunggu mujahidnya berjuang...
asa...doa...dan air mata
kini menyatu dalam rasa

melihat sosok

Anonymous said...

catatan kecil untuk abi dan hanan:

dalam setiap kisah epik, terselip getar romantis. romantis yang berwajah lain. bukan yang meletup dari amukan birahi. tapi menyeruak dari lecutan harapan akan sesuatu yag lebih indah dan dahsyat, kelak ketika dunia sudah tutup usia. sedang puing, besi, darah, air mata yang mengering, serta teriakan yang tercekat di kerongkongan adalah setting dimana benih cinta bisa disemai dan dipupuk. dengan do'a dan puja puji. toh, apa yang diluar diri, hanya fenomen yang menyerpih. yang pada suatu saat nanti akan mengantarkan sang pelaku pada ambang kemenangan atau pada tepi sebuah kebinasaan yang sia-sia. tergantung bagaimana si pelaku akan memulainya. sebab, yang tak punya awal yang cerah, akan susah untuk mencari ending yang bersinar.
walhasil, apa yang diungkap saudari Arum adalah geliat untuk menampakkan makna lain dari sebuah perjuangan. bahwa pada barak militer yang berpuing dan diantara letup senapan dan canon, toh cinta bisa mekar. seperti cinta kasih Vassili Zatayep yang penembak jitu dan seorang dara menawan pada kisah perang di Enemy at The Gate

Pustaka Hanan said...

for bambu :

dalam setiap perjuangan, akan ada romantisme di sana, apakah itu romantisme kenangan masa lalu atau harapan masa depan. Tapi di setiap perjuangan akan selalu ada harapan demi harapan, perjuangan tiada henti penuh keimanan.

antara satu sama lain, akan muncul semangat bahu-membahu satu sama lain, kimia cinta akan terbentuk di sana, karena bait perjuangan.

epik adalah wujud lain dari sebuah roman sejarah, kelak kehidupan kita pun akan tercatat dalam tinta emas sejarah, saat kita membuat karya-karya nyata kita menjadi sesuatu yang 'mungkin' akan membawa romantisme bagi anak cucu kita, who knows?

ibarat kata seorang ulama, ikatlah ilmu dengan menuliskannya, maka bait perjuangan kita tak lepas dari apa yang kita tuliskan, walau demikian, tetap kerja-kerja yang lebih real kita lakukan, menjadi manusia yang bermanfaat (eh eh nyambung gak yah? :D)

Anonymous said...

bingkisan mini tuk evyta:

"antara satu sama lain, akan muncul semangat bahu-membahu satu sama lain, kimia cinta akan terbentuk di sana, karena bait perjuangan".

mari saja tak usah bertanya dan menyimpulkan dari mana cinta datang. apakah dari bait perjuangan atau dari teh botol yang ditraktir seorang kolega. itu mendadak jadi tak penting. sebab dari sebuah hening saja gelora fantastis bisa menggetar...menggelegar...menghalilintar

tentang angan-angan akan masa kini yang akan jadi kenangan masa depan, adalah benar adanya. tapi baik masa lalu atau masa depan bukan lah milik kita. yang manusia punya adalah masa kini. rentang waktu yang menyatu itu sama dengan usia yang berupa bentang yang tak menjamin apa-apa.

perjuangan, tanpa dibincangkan kita selalu melakukannya. setiap detik yang kita lewati adalah medan dimana kita manyabung. ah , sudahlah...toh saudari evyta mungkin pernah mendengar bait: hidup adalah perjuangan tak henti-henti"..milik Desa itu.

Anonymous said...

Ralat!!!

"milik Desa itu"...yang bener adalah Dewa.

Anonymous said...

well, anyway....cukup sudah komentar saya terhadap saudara bambu, tidak bermaksud berpongah diri terhadap kata-kata, hanya sebatas simple appreciation.
bagi penulis, lanjutkan terus perjuanganmu, dalam setiap asa kehidupan.
lagiaaannnn.....kita-kita malu nih kebanyakan komentar, jadi udah siap-siap bawa barang-barang ama sendal sekalian, takut diusir dari sini, gawat kan :D
bambu....udah buruan keluar...ni blognya mau disapu dan dipel, biar kinclong....
(pergi sambil bawa-bawa koper besar)
daaaaa........wassalam :D

Farida said...

Harapan adalah pelampung dari jiwa, sedang ketakutan adalah timah pemberatnya. Saat insan tergerak tuk serukan Yang Satu maka yang ada hanyalah kobar semangat tuk berjuang fisabilillah... makin kumencinta, makin kudekat akan ridho-Nya :)

wallahu'alam
salam kenal arum :)

Anonymous said...

makanan penutup 'tuk hanan:

masih seperti biasa. gaya yang mudah ditebak. kadang sedikit jenaka. sebab pemilik blog tak punya sapu lidi tuk mengusir kita. jadi tak usah kuatir. tapi sudahlah, tak hendak memaksa tukang angkat koper tuk jadi komentator( hahah...siapa suruh bawa2 koper segala). namun hal itu bisa saja terjadi. ini setali tiga gobang dengan ramalan masa depan yang tak mungkin. masa depan biarlah menjadi misteri. sebab hidup tak indah tanpa rahasia. biarlah..yang tertutup jangan disingkap.

ah..sudah saja..ini hanya kata-kata. anda jangan kasi tafsir atas apa yang dibalik kata. sebab dibalik kata adalah ruang kosong dan angin pagi, kata Subagyo Sastrowardoyo.

Anonymous said...

ohh... kash... kangen dan rindu ku padamu :">

Arum said...

tak guna kubawa sapu lidi. biarkan jejak2 itu tetap terserak tak tergerak. seperti sedia kala. seindah kenangan yang sesungguhnya. :)

Anonymous said...

diatas bumi cinta
masih terlihat mempesona
gemetar setiap gerak tubuh saat kucium tanah ini ..
masih tanah Nabi Mu ..
setetes darah tak seharga jaminan surga
lalu telinga ..mata ..dan hidung apapun isi jasad ini ..akan ku tukar itu

isi cinta terukir dengan kenangan para sahabat ..Abu bakar ..Umar ..Ustman ..ALi ..Ja'far .. berikan semua pelajaran

tentang Uhud ..badar .
semangat tinggi pujangga
lalu kami tersungkur pada kenyataan jauh amalan dan ilmu
tapi masih berpikir jasad hina ini bisa merubah kedudukan hamba

Post a Comment