11 May 2009

Ketika Anca Menyapa

Kamu datang menyapaku,
Seperti biasa, kamu tempatku bermanja.
Tempat bercerita, layaknya adik yang merengek pada kakaknya.
Aha.. padahal usiaku jauh lebih tua darimu. Tapi aku memang lebih pantas jadi adikmu.

Untuk kesekian kalinya aku bercerita. Tentang itu-itu saja. Tentang dia, Pria yang kucinta, yang hampir membuatku gila.
Itu katamu.

Kamu bertanya.
Apa sih yang membuatmu jatuh cinta setengah mati padanya?
Kujawab:
"Aku tak tahu".

Huh, masih saja kau mengejar jawab.
Kubilang saja:
"Yah, aku suka semuanya, cara bicaranya, perhatiannya."
Dan terakhir kubilang:
"Oya. Tapi ia tak lebih tampan dari ayahku."

Mmmh, tak disangka tiba-tiba kau melontariku dengan kata-kata:
"Kenapa kau tak jatuh cinta saja pada ayahmu? Dia kan lebih tampan, perhatian, lembut dan penuh kasih sayang."

Ah, tertawa aku.
Hanya alasan untuk menutupi malu.
Kesekian kalinya kau menjebakku dengan kalimat yang kurangkai sendiri.

Serasa ingin kuacak rambut di kepalamu itu.
Awas kau Anca !

0 comments:

Post a Comment