23 August 2014

Perasaan dendam itu tak juga kunjung hilang. Entahlah. Mauku juga tak begitu. Bayangan semua kejahatan-kejahatanmu terus bermunculan. Masih segar kuingat bagaimana dulu kamu begitu percaya diri ikut mengumpatiku. Kamu begitu merasa merdeka untuk tak melewatkan acara untuk beramai ramai menghinaku. Tentunya bersama kekasih dan kawan-kawanmu itu. Sekarang. Kamu cuma membisu. Kenapa? Kamu takut aku membuka rahasia keburukanmu? Jangan coba-coba kau bilang tak sanggup bicara denganku dengan alasan kelemahanku sebagai wanita yang selalu menggunakan perasaan untuk berbicara. Omong kosong. Itu cuma alasan untuk menutupi ketakutanmu bukan ??

0 comments:

Post a Comment